Sabtu, 22 Juni 2013

LAPORAN PRAKTIKUM
BAHAN PAKAN TERNAK
Daya cerna Bahan Pakan














   Oleh:
NAMA : Taufik wijaya
        NIM       : C31121249
DOSEN PEMBIMBING: Ir. Anang Sutirtoadi MP


Produksi Ternak
Jurusan Peternakan
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2013

BAB I
Pendahuluan
1.1    Latar Belakang
 Kecernaan zat-zat makanan merupakan salah satu tolok ukur dalam menentukan mutu bahan pakan ternak, disamping komposisi kimianya . Untuk mempelajari daya cerna dan fermentasi dalam saluran pencernaan, metode yang sangat berhasil dan telah digunakan secara luas ialah tehnik in-vitro, yaitu menginkubasi contoh pakan atau hijauan dalam cairan rumen setelah ditambahkan larutan penyangga (buffer) yang sesuai . Tehnik in-vitro yangpaling umum digunakan adalah "bath culture", menurut Tilley dan Terry (1963) .
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk hidup memproses sebuah zat, dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel, sel, dan tingkat sub-sel, biasanya pada hewan.
Sistem pencernaan (bahasa Inggris: digestive system) adalah sistem organ dalam hewan multisel yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut melalui dubur. Sistem pencernaan antara satu hewan dengan yang lainnya bisa sangat jauh berbeda.
Hijauan/pakan dalam rumen dicerna oleh mikroorganisme (bakteri) dan protozoa melalui proses fermentasi . Kecernaan adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase bahan makanan yang dapat diserap dalam saluran pencernaan (Tatan Kostaman, 1996) .
Nilai kecernaan suatu bahan pakan, menunjukkan bagian dari zat-zatmakanan yang dapat diserap oleh saluran pencernaan sehingga siap untukproses metabolisme dalam tubuh ternak . Pengukuran nilaii kecernaan secara in-vitro dilakukan di laboratorium dengan mencontoh proses pencernaan yangberlangsung dalam tubuh ternak Ruminansia . Metode ini dapat digunakanuntuk menentukan nilai kecernaan hijauan dalam waktu relatif singkat . Sedangkan metode lain adalah dengan tehnik in-situ dan teknik in-vivo .
   


1.2    Tujuan praktikum
•    Untuk menghitung daya cerna ayam pedaging terhadap pakan BR-1,jagung,bungkil kedelai,dan bekatul.
•    Memilih pakan yang berkualitas tinggi berdasarkan daya cerna yang tepat untuk ternak.

BAB II
METODOLOGI
2.1 Tempat dan Waktu Praktikum
                 Hari: kamis
            Tanggal : 23 mei 2013 - selesai
            Tempat :  laboratorium bahan pakan dan kandang ayam
2.2    Bahan dan Alat
Bahan
•    5 ekor ayam pedaging
•    Pakan:jagung, BR-1, bungkil kedelai, bekatul
Alat
•    Kandang ayam.
•    Timbangan
•    Kantong
•    Solet
•    Kantung plastic
•    Aluminium foil

BAB III
HASIL DAN PENGAMATAN

Kelompok 1
No     Basah    Kering
1    12,2    3,2
2    12,8    2,9

Basah = (12,2 + 12,8- 2.2): 2 = 11,4
Kering = (3,2 + 2,9 – 2,2): 2 = 1,95

        Kering
BK     =    ---------- x 100%
        Basah

        1,95
    =    ------ x 100%
        11,4

    =    17,11%

Bahan    Cawan    Sampel    Oven
BR-1    12,3283    1,7931    14,0419

        ( oven – cawan )
BK    =    --------------------- x 100%
            Sampel

        ( 14,0419 - 12,3283 )
    =    ------------------------- x 100%
            1,7931

            1,7136
    =    ------------------------- x 100%
            1,7931

    =    95,5 %





                             I - F
KCBK        =    ------ X 100%
                             I
            ( 50 x 95,5) – (11,4 x 17,11)
        =    ---------------------------------- x 100%
                (50 x 95,5)
        =    95,92 %
Kelompok 2
No     Basah    Kering
1    10,8    2,2
2    9,8    2,0
3    10,8    2,7

Basah = (10,8 +9,8+ 10,8 -3,3): 3 = 9,36
Kering = (2,2 + 2,0 + 2,7 – 3,3): 3 = 1,2
                   Kering
BK     =    ---------- x 100%
                   Basah

           1,2
    =    ------ x 100%
           9,36

    =    12,81 %

Bahan    Cawan    Sampel    Oven
Jagung    11,9650    1,5393    13,4227

            ( oven – cawan )
BK    =    --------------------- x 100%
                   Sampel

         (13,4227-11,9650)
    =    ------------------------- x 100%
            1,5393

            1,4577
    =    ------------------------- x 100%
             1,5393

    =    94,69 %



                           I - F
KCBK        =    ------ X 100%
                              I
            ( 50 x 94,69) – (9,36 x 12,81)
        =    ---------------------------------- x 100%
                (50 x 94,69)
        =    99,09 %

Kelompok 3
No     Basah    Kering
1    67,9    7,7
2    67,7    7,9

Basah = (67,9 + 67,7 - 2.2): 2 = 66,7
Kering = (7,7 + 7,9 – 2,2): 2 = 6,7

                Kering
BK     =    ---------- x 100%
                 Basah

         6,7
    =    ------ x 100%
         66,7

    =    10,04 %

Bahan    Cawan    Sampel    Oven
BKK    12,1847    1,9867    14,0487

                  ( oven – cawan )
BK    =    --------------------- x 100%
                     Sampel

             (14,0487 - 12,1847)
    =    ------------------------- x 100%
            1,9867

            1,867
    =    ------------------------- x 100%
            1,9867
    =    93,9  %




                          I - F
KCBK        =    ------ X 100%
                             I
             ( 50 x 93,9) – (66,7 x 10,04)
        =    ---------------------------------- x 100%
                (50 x 93,9)
        =    85,75 %


Kelompok 4
No     Basah    Kering
1    22,0    6,1
2    25,2    6,8

Basah = (22,0 + 25,2 - 2.2): 2 = 22,5
Kering = (6,1 + 6,8 – 2,2): 2 = 5,35

                 Kering
BK     =    ---------- x 100%
                   Basah

        5,35
    =    ------ x 100%
        22,5

    =    23,77 %

Bahan    Cawan    Sampel    Oven
BKK    12,1806    1,5094    13,6100

             ( oven – cawan )
BK    =    --------------------- x 100%
            Sampel

        (13,6100 – 12,1806)
    =    ------------------------- x 100%
            1,5094

            1,4294
    =    ------------------------- x 100%
            1,5094

    =    94,69  %



                          I - F
KCBK        =    ------ X 100%
                            I
              ( 50 x 94,69) – (22,5 x 23,77)
        =    ---------------------------------- x 100%
                (50 x 94,69)
        =    88,70 %





•    Hasil perhitungan feses
No    Basah    Kering    BK%
B1.1    12,2    3,2    17,11
2    12,8    2,9   
Ʃ    11,4    1,95   
B2.1    10,8    2,2    12,81
2    9,8    2,0   
3    10,8    2,7   
Ʃ    9.36    1,2   
B3.1    67,9    7,7    10,04
2    67,7    7,9   
Ʃ    66,7    6,7   
B4.1    22,0    6,1    23,77
2    25,2    6,8   
Ʃ    22,5    5,35   







•    Hasil perhitungan sampel bahan pakan
Bahan    Cawan    Sampel    Oven    BK %    KCBK %
BR-1    12,3283    1,7931    14,0419    95,5    95,92
Jagung    11,9650    1,5393    13,4227    94,69    99,09
BKK    12,1847    1,9865    14,0487    93,9    85,75
Bekatul    12,1806    1,5094    13,6100    94,69    88,70


PEMBAHASAN
Untuk mengetahui seberapa besar daya cerna yang terdapat di ayam broiler maka terdapat rumus yaitu                                         Kering
                             Bk       =    ---------- x 100%
                                             Basah

dan rumus untuk mencari KCBK

                           I - F
KCBK        =    ------ X 100%
                              I

 Dari data yang dihasilkan  bahan pakan yang paling disukai oloe ayam yaitu jagung dengan KCBK 99,09 , yang ke 2 BR-1 KCBK 95,92 , yang ke 3 bekatul KCBK 88,70 dan yang terakhir adalah BKK dengan KCBK 85,75.  Bahan pakan yang paling disukai oleh ayam yaitu jagung karena jagung memilik kandungan PK 9,8 % , rendah serat kasar dan mengandung energi yangtinggi dan juga merupakan sumber asam lemak, menurut LUBIS, 1953 . ilmu pakan ternak mengatakan bahwa  “Jagung  digunakan pada ransum unggas komersial pada umumnya. Merupakan biji-bijian sumber energi dengan kadar protein yang rendah (lisin dan tritophan), rendah serat kasar dan mengandung energi yang tinggi; juga merupakan sumber Xantophil, provit-A, asam lemak. Kandungan PK 9,8%; rendahnya kualitas protein karena adanya “zein” (50% dari seluruh protein jagung) yang bersifat larut dalam alkohol. Penggunaan jagung dalam ransum harus ditambahkan sumber protein atau asam amino sintetik. Kadar lemak yang relatif tinggi menyebabkan tidak tahan disimpan lama. Komposisi zat makanannya dipengaruhi oleh varietas dan lingkungan penanamannya.”

BAB IV
KESIMPULAN

 Setelah dilakukan praktikum dapat di simpulkan bahwa bahan pakan yang paling disukai oleh ayam yaitu jagung karena di dalam jagung mengandung kandungan PK 9,8 % , rendah serat kasar dan mengandung energi yangtinggi dan juga merupakan sumber asam lema

Tidak ada komentar:

Posting Komentar