Berlibur ke Bondowoso, Jawa
Timur kurang komplit kalau tidak membawa pulang oleh-oleh tape. Meskipun di
daerah lain ada penganan khas serupa, namun tape Bondowoso punya cita rasa
berbeda. Selain rasa, tape Bondowoso juga punya nama merek unik. Ada merek tape
nomor 27, 29, 31, dan 82. Masih banyak lagi cap dagang tape sejenis di kota
ini. Bondowoso bukan hanya sebagai tempat penjualan tape melainkan juga sentra
produksinya. Wajar kalau kemudian orang menjulukinya sebagai Kota Tape. Deretan
toko oleh-oleh penganan khas Bondowowo itu berada Jalan Panglima Besar Soedirman.
Rata-rata pemilik toko di sana sudah lama bergelut dalam usaha pertapean.
Menurut beberapa pemilik toko, mereka tidak tahu pasti siapa yang memulai usaha
tersebut. Yang jelas usaha keluarga ini sudah dilakukan secara turun-temurun.
Robby salah satu pengusaha tape yang berada di desa mengok kecaamatan pujer kabupaten bondowoso. Tape 82 Bondowoso inilah merek yang di jual oleh Robby yang cukup terkenal di daerah bondowoso dan dia mengatakan kalau merek tapenya dengan nomor 82 diambil dari tahun awal usaha tapenya di Bondowoso. "Tapi sebenarnya keluarga saya sudah membuat tape jauh sebelum tahun itu, sudah tradisi," jelasnya. Tapi banyak pula merek angka tersebut diambil dari nomor alamat toko. Robby boleh dikatakan pengusaha tape yang cukup sukses. Setiap harinya dia mampu memproduksi rata-rata satu ton singkong sebagai bahan baku tape. "Petani datang sendiri menyuplai hahan baku yang diperlukan," ujar Sutarman yang saat ini memiliki 20 tenaga kerja. Setiap kilogram dibeli oleh Sutarman Rp 500 diatas harga pasar pada umumnya di Bondowoso. Mahalnya harga sesuai dengan kualitas singkong yang diinginkannya. Jenisnyapun relatif besar dan agak kekuning-kuningan.
Berharap daerah di Bondowoso terdapat tanaman singkong yang mutunya relatif baik dan besar, yakni di sekitar Perbukitan Arak-Arak. Hal ini yang menyebabkan harga singkong agak tinggi dibanding dengan produksi daerah lain. Kadang-kadang kondisi demikian menyehabkan produsen 'berebut' bahan baku.
Robby salah satu pengusaha tape yang berada di desa mengok kecaamatan pujer kabupaten bondowoso. Tape 82 Bondowoso inilah merek yang di jual oleh Robby yang cukup terkenal di daerah bondowoso dan dia mengatakan kalau merek tapenya dengan nomor 82 diambil dari tahun awal usaha tapenya di Bondowoso. "Tapi sebenarnya keluarga saya sudah membuat tape jauh sebelum tahun itu, sudah tradisi," jelasnya. Tapi banyak pula merek angka tersebut diambil dari nomor alamat toko. Robby boleh dikatakan pengusaha tape yang cukup sukses. Setiap harinya dia mampu memproduksi rata-rata satu ton singkong sebagai bahan baku tape. "Petani datang sendiri menyuplai hahan baku yang diperlukan," ujar Sutarman yang saat ini memiliki 20 tenaga kerja. Setiap kilogram dibeli oleh Sutarman Rp 500 diatas harga pasar pada umumnya di Bondowoso. Mahalnya harga sesuai dengan kualitas singkong yang diinginkannya. Jenisnyapun relatif besar dan agak kekuning-kuningan.
Berharap daerah di Bondowoso terdapat tanaman singkong yang mutunya relatif baik dan besar, yakni di sekitar Perbukitan Arak-Arak. Hal ini yang menyebabkan harga singkong agak tinggi dibanding dengan produksi daerah lain. Kadang-kadang kondisi demikian menyehabkan produsen 'berebut' bahan baku.
Caranya Mudah
Proses pembuatan tape sangatlah mudah, bisa ditiru oleh siapapun yang ingin mencoba. Tapi soal rasa nanti dulu. Produsen tape pada umumnya memiliki ciri dan rasa tersendiri. Ada tape warna kuning yang rasanya manis, aromanya semerbak dan penampilannya menarik. Ada tape yang keras dan lembek. Pertama kali singkong yang berkualitas dikupas lalu dicuci sampai bersih betul. Langkah berikutnya singkong dikukus (jawa, digodhog) sampai matang kemudian didinginkan. Produsen tidak lupa menyortir satu persatu untuk menjaga kualitas tapenya. "Kalau ada hasil kukusan singkong yang kecil atau bentuknya tidak bagus dimodifikasi menjadi tape panggang," kata Sutarman.
Proses selanjutnya yang paling memerlukan kecermatan sedikit adalah peragian. Tahap inilah yang bisa menghasilkan apakah tape manis, tahan lama atau tidak. Dari singkong menjadi tape memerlukan waktu sekitar 3 hari. Biasanya produsen tape membuat sendiri raginya setiap 4 hari sekali. Bahan-hahannya terdiri dari rempah-rempah, tepung keras, dan bibit ragi. Singkong yang sudah menjadi tape lalu dikemas dimasukan dalam besek berbagai ukuran. Ada besek yang besar berisi dua kg, ukuran sedang (tanggung) beratnya delapan ons, dan ada yang kecil hanya setengah kilogram. Harganyapun bervariasi, yang termahal Rp 5.000 per besek, tanggung Rp 2.000 per besek. Paling murah Rp 1.000 per besek. Sementara harga beseknya menurut Sutarman antara Rp 150 sampai dengan Rp 400. Dia menerima pasokan besek dari petani lokal.
Selain membuat tape biasa Robby
juga membuat tape bakar yang awalnya hanya iseng namun ketika ada tmennya maka
dia menawarkan kepada temennya , awalnya tmennya tidak mau karena sebelumnya
tidak ada tape yang dibakar akan tetapi setelah di paksa diapun mau dan dia
mengatakan bahwa itu memiliki rasa yang unik, dari itulah maka robby membuat
tape bakar tapi dalam produksi sedikit karena dia pngentahu apakah para warga
disekitar mau dengan tape bakar namun tidak membutuhkan waktu yang lama
akhirnya tape bakar itu ludes dibeli.
Akan tetapi Untuk membuat tape
bakar yang lezat, bahannya harus tape yang manis. Agar tidak mengganggu saat
digigit, bagian tengah tape harus disisihkan. Tape lantas dapat diisi dengan
gula merah, selai buah, serta coklat. Tape isi gula merah adalah yang paling disukai
orang. Agar menambah selera, tape lalu dioleskan mentega dan selanjutnya
dibungkus daun pisang.
Tape kemudian dibakar. Agar aromanya
tetap sedap tape dibakar jangan menggunakan minyak tanah, tetapi memakai kayu
arang. Dengan begini, kelezatan tape bakar tidak akan tercemar bau minyak
tanah.Untuk membakar tape diperlukan kesabaran. Tape harus dibolak-baik secara
telaten di bara api. Usai dibakar, tape kemudian dibungkus daun bertuliskan
tape bakar agar tidak dikira lemper atau pepes ikan.Dari setengah kuintal
tape, jadi 500 bungkus tape bakar yang siap ditawarkan dengan harga Rp 1.000
per buah. Tapi harus cepat dikonsumsi. Sebab kemasan tape bakar hanya bisa bertahan
paling lama empat hari kalau tidak mau yang busuk, (gus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar