peternakan
ABSTRAK
ABSTRAK
Ayam
pedaging merupakan sumber protein hewani yang banyak di konsumsi oleh
masyarakat sehingga peternakan ayam pedaging semakin meningkat jumlahnya dari
tahun ketahun seiring tingginya permintaan pasar akan daging ayam. Pemeliharaan
ayam pedaging membutuhkan Manajemen pemeliharaan yang baik untuk mencapai hasil
yang maksimal.
Manajemen
Pemeliharaan ayam pedaging meliputi ; periode pemeliharaan (periode starter dan
periode finisher), management biosecurity, mengenal jenis penyakit, pengobatan
dan pasca panen. Pemeliharaan ayam pedaging dengan pola kemitraan dimana
PT Genesis Farm sebagai Inti dan Peternak sebagai plasma dengan sistem
bagi hasil sesuai kontrak. PT Genesis Farm merupakan perusahaan yang bergerak
di bidang kemitraan ayam yang menyediakan kebutuhan peternak sebagai plasma
antara lain; DOC, pakan, obat, vitamin, vaksin, tenaga penyuluh lapangan dan
bertanggungjawab terhadap pemasaran.
Pemeliharaan ayam pedaging dengan pola kemitraan lebih
efektif dan efisien dari pada peternakan mandiri, karena selain
disediakan sapronak oleh PT. Genesis farm,
di bantu dalam
managemen pemeliharaan oleh seorang petugas lapangan dan pemasaran.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ayam
pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh cepat
sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu).
Ayam pedaging mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal
ternak. PT. GENESIS FARM merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
perunggasan khususnya ayam pedaging dengan pola kemitraan berupaya membantu
peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas dan efisiensi usaha peternakan
ayam broiler secara baik.
Mayoritas
masyarakat
menyukai daging ayam, konsumennya pun menjangkau dari
anak – anak, anak muda, hingga orang tua. Usaha makanan dan restoran yang menggunakan daging ayam sebagai bahan baku usaha mereka, sehingga selain konsumen
perorangan, usaha ini juga memiliki peluang kerjasama dengan usaha yang
berbahan baku daging ayam. Usaha ini masih memiliki potensi untuk dikembangkan
dan menguntungkan walaupun saat ini penyakit flu burung mulai ada lagi.
Penyakit flu burung dapat diatasi apabila para peternak ayam pedaging dapat
menerapkan dan memahami bagaimana manajemen pemeliharaan yang baik khususnya di
biosecurity.
Berdasarkan
latar belakang diatas muncul beberapa point penting yang akan dikaji, maka
diperlukan batasan terhadap perumusan masalah yaitu :
1.
Apa yang dimaksud tentang ayam pedaging
2.
Syarat-syarat apa yang dibutuhkan dalam budidaya ayam pedaging
3.
Bagaimana managemen pemeliharaan ayam pedaging yang baik dan benar
4. Keuntungan apa saja yang didapat dalam budidaya ayam
pedaging dengan sistem kemitraan
Tujuan
dari penelitian ini yaitu 1) Untuk menambah pengetahuan,
keterampilan dan wawasan bagi setiap mahasiswa dalam dunia peternakan unggas. 2) Mengetahui teknik budidaya yang diterapkan oleh PT.
Genesis Farm. 3) Mahasiswa dapat menganalisis dengan cermat berbagai
permasalahan dalam peternakan unggas. Adapun manfaatnya antara lain : 1)
Menambah pengetahuan dan wawasan yang selama ini tidak diperoleh di bangku
perkuliahan serta meningkatkan skill mahasiswa. 2) Mengimplementasikan ilmu
yang diperoleh selama berada dibangku perkuliahan. 3) Memberikan masukan
yang bermanfaat bagi lembaga yang menjadi tempat penelitian untuk menentukan kebijakan
– kebijakan di masa mendatang.
METODE
PENGUMPULAN DATA
Waktu dan Tempat Penelitian
Kegiatan
penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 03 Agustus sampai
dengan 03 September 2011 bertempat di kandang sholeh mitra dari PT. Genesis
Farm di Desa Wates, Kelurahan Losari, Kecamatan Grabag Kabupaten Magelang.
Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data yang digunakan pada kegiatan penelitian Managemen Pemeliharaan
Ayam pedaging PT. Genesis Farm di Magelang adalah data primer dan data
sekunder. Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama.
(Rohana Yuso, 2004). Data primer pada penelitian ini diperoleh melalui
observasi yaitu wawancara langsung dengan peternak dan pengumpulan data melalui
recording peternak. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal
mencari dan mengumpulkan. (Rohana Yuso, 2004). Data sekunder pada penelitian
ini diperoleh melalui buku, penelitian terdahulu, jurnal dan artikel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Profil PT
GENESIS FARM
Sejarah Singkat
PT Genesis Farm berdiri pada tahun 2009 yang awalnya
hanya ada dikota solo di bawah naungan PT. Luwes (N.P.W.P No:
24.444.601.9.528.000), Januari tahun 2012 PT Genesis farm sudah mampu membuka
cabang dikota-kota lain diantaranya:
1.
Solo (Induk)
2.
Semarang
3.
Jogjakarta
4.
Purwokerto
5.
Mojokerto
6.
Pati
7.
Magelang
8.
Blora
9.
Pekalongan.
PT Genesis farm
adalah suatu perusahan yang bergerak dibidang perternakan unggas (broiler)
dengan sistem kemitraan. PT Genesis farm menyediakan sapronak
meliputi:
1.
DOC.
2.
Pakan.
3.
Obat, Vitamin, dan Vaksin.
4.
Tenaga Penyuluh Lapangan.
5.
Pemasaran.
Sarana tersebut disediakan oleh PT Genesis Farm yang nantinya akan disuplai ke
semua peternak yang sudah menjadi mitra. Pola kemitraan PT Genesis farm adalah
peternak menyediakan lahan (kandang), lengkap dengan peralatan dan tenaga
kerja, sedangkan PT Genesis farm menyediakan sapronak (seperti terlampir
diatas) sampai proses panen, dengan penghitungan laba rugi bagi hasil. Untuk cabang
Semarang kandang yang ada meliputi area Salatiga, Semarang, Magelang,
Temanggung, dan Kendal.
Kandang Soleh
dengan alamat Wates, Losari, Grabag, Magelang, dengan kapasitas maksimal 8.000
ekor terdiri dari 2 kandang masing-masing kapasitas 4.000 ekor, tetapi saat ini
tiap kandang hanya di isi 3.500 ekor (dengan total 7.000 ekor). Kandang 1
dengan ukuran panjang: 67 m dan lebar: 7,5 m, sedangkan kandang 2 dengan ukuran
panjang: 60 m dan lebar: 8 m
Managemen
Pemeliharaan.
Management
pemeliharaan ayam pedaging terbagi menjadi 2, yaitu : periode stater dan
periode finisher. Periode stater yaitu periode anak ayam dari (umur 0-21 hari),
sedangkan untuk periode finisher yaitu periode anak ayam dari umur 22 sampai
panen, sdh sessuai dengan bobot badan yang diinginkan.
Periode
starter.
Periode
starter ayam pedaging (umur 0-21 hari) merupakan masa pertumbuhan awal bagi
ayam pedaging, untuk beradaptasi dengan lingkungan kandang yang baru. Anak ayam
disebut juga DOC (Day old Chicken), DOC adalah anak ayam umur satu hari. Jenis
DOC yang digunakan perusahaan kami yaitu MB 202 P dan harga DOC Rp 4800/ekor.
Pemilihan DOC ini dilihat dari label di setiap boksnya yang di pesan perushaan
kami, label itu terdiri dari: 1) induknya, 2) tanggal penetasanya, 3) harga, 4)
bobot badan per ekornya. Menurut Rasyaf (2008) pemilihan DOC dilihat dari : 1)
induk yang sehat, agar tidak membawa penyakit bawaan, 2) anak ayam berdasarkan
ukuran atau bobot yang sama, 3) matanya cerah atau bercahaya aktif, 4) tidak
cacat secara fisik, 5) tidak ada lekatan tinja di duburnya. Pemilihan bibit
yang baik merupakan awal dari
Penangan
awal DOC saat datang di kandang yaitu; kandang dibersihkan dengan
fumigasi, kandang yang dilengkapi dengan pemanas buatan (broooder)
sebagai pengganti induk, pemanas harus dinyalakan terlebih dahulu ± 15 menit
sebelum DOC datang. DOC di keluarkan dari kotak untuk di pindah ke brooder, dan
dikasih minum air dicampur gula aren dan vitamin, dengan tujuan untuk
memulihkan tenaga yang terbuang pada waktu perjalanan, setelah semua DOC
dipastikan minum, baru di kasih pakan. Target management brooding, yaitu empat jam diusahakan
tembolok berisi makanan. Pemberian pakan sedikit-sedikit
tapi sering (10-12 kali/hari). Penangganan yang di lakukan oleh peternak
sudah sesuai dengan (Rasyaf, 2008) mengatakan bahhwa air gula yang diberikan ke
DOC untuk mempercepat suplai energgi akibat dari perjalanan jauh, sedangkan
vitamin dan mineral bertujuan untuk mengurangi cekaman dan membantu memulihkan
kesegaran anak ayam. Ransum yang diberikan pada dua hari pertama tidak
perlu dibatasi, kemudian setelah itu periode stater 20 gram/ekor/hari (Rasyaf,
2008).
Pakan
yang diberikan berupa pakan jadi (AB-1) dan BR 1 super dan bentuk pakan yaitu
crumble. Pakan bentuk crumbel adalah bentuk fisik ransum berupa pecahan, dapat
menghasilkan berat badan lebih besar dibandingkan tepung komplit (Rasyaf,
2008).
PT
Genesis Farm menyarankan peternaknya pada masa brooder untuk kandang panggung
maupun kandang postal mengunakan kulit padi (sekam) setebal 5 cm pada lantainya
dan pemanas dengan perbandingan 1: 500 ekor sampai umur 21 hari. Penggunaan
alas liter dari sekam padi sesuai dengan pendapat (Rasyaf, 2008) yang
mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8
cm, sedangkan untuk daerah panass ketebalan alas litternya tidak lebih dari 5
cm. Penggunaan alas litter yaitu untuk: 1) kemungkinan ayam lepuh dada lebih
sedikit, 2) ayam broiler relatif lebih tahan, 3) pengelolaan lebih mudah
(Rasyaf, 2008).
Persiapan
brooder sudah memenuhi saran managemen PT. Genesis yaitu kandang panggung
dengan alas kulit padi atau sekam dan kompor gas (LPG) sebagai pemanas.
Penggunaan brooder bertujuan sebagai induk buatan yang menghangatkan anak ayam
ketika baru menetas (Rasyaf, 2008).
Awal
pemeliharan semua anak ayam ditempatkan dalam 1 kandang, kandang yang lain
dibiarkan kosong, dengan alasan supaya suhu ruangan lebih hangat dan mudah
dalam pengawasan, pada umur 17 hari dilakukan pemindahan ayam kekandang lain,
karena ruangan sudah penuh (padat). Program pemanas dilakukan sampai umur 21 hari (3 minggu).
Fase brooding dimulai pada umur 1
- 21 hari.
Suhu ruangan 28
– 31oC dan
kelembaban 55 – 60 % sehingga hampir sama dengan kondisi bersama induknya. Menurut Rasyaf (2008) mengatakan bahwa ayam broilerr dapat
tumbuh secara optimal 19 – 21 oC. Keadaan lingkungan kandang tidak
sesuai maka dari itu perusahaan menyarankan kepada peternak untuk menanam pohon
di sekitar lingkungan kandang dan diberi kipas angin. Program
vaksinasi dikandang Sholeh dilakukan pada umur 4 hari oleh seorang vaksinator
yang sudah di sediakan PT. Genesis Farm, vaksin yang
dilakukan adalah vaksin suntik dan vaksin tetes mata.
Periode
Finisher.
Periode Finisher
adalah periode akhir dimana ayam siap di panen berkisar 5 – 7 minggu,
diharapkan berat badan ayam tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan
(Rasyaf, 2008). Perusahaan kami ayam masuk dalam periode finisher yaitu umur 22
hari sampai panen.
Ayam
umur 22 hari sudah tidak menggunakan pemanas, hanya untuk menyiasati suhu
kandang yang dingin pada waktu malam hari atau waktu cuaca dingin maka tirai
samping harus ditutup rapat. Umur 25 hari bobot badan diperkirakan sudah
mencapai 1 kg/ekor, kemudian sekam diturunkan total sampai panen, hal ini
sesuai dengan pendapat Anonymous (2007) Pemanas sudah tidak diperlukan lagi
pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat.
Kepadatan
ayam pada periode finisher adalah 10 ekor/m2, sesuai dengan
pendapat Added Wednesday (2011) yang menyatakan bahwa pengaturan tingkat
kepadatan pada fase finisher ini juga harus diperhatikan, yakni 10 ekor/m.
Data
recording (lampiran 3) menunjukkan angka mortalitas tinggi ketika memasuki
periode finisher, hal ini dikarenakan ayam mengalami stres, akibat
pemanas yang tidak lagi diberikan dan sekam padi sebagai alas sudah di
turunkan, sehingga ayam harus beradaptasi lagi dengan kondisi yang baru. Hal
ini diketahui dari pemeriksaan terhadap ayam yang mati, tidak ada
tanda-tanda ayam sakit, namun di ketahui temboloknya kosong ( ayam tidak mau
makan karena stres). Menurut info medion (2009) Stres diakibatkan
oleh adanya gangguan baik dari luar maupun dari dalam tubuh ayam. Adanya stres
menandakan ayam sedang beradaptasi terhadap gangguan tersebut. Oleh karena itu,
semakin cepat adaptasi ayam semakin ringan stres yang dialami. Secara
fisiologis, stres terjadi ketika hormon kortisol, yang dihasilkan pankreas,
memobilisasi energi dari cadangan energi di dalam tubuh menuju organ target
yang sedang membutuhkan. Mobilisasi ini bisa disebabkan oleh adanya peradangan,
peningkatan denyut jantung dan frekuensi napas.
Periode
starter dan finisher, PT Genesis farm menggunakan pakan Starter semua, dengan
menggunakan pakan yang kadar protein tinggi, supaya pertumbuhan bobot badan
lebih optimal dengan umur panen bisa lebih awal. Jenis pakan yang dikonsumsi
adalah starter merk AB 1 dari PT Comfeed Cabang Sragen berbentuk crumble
(butiran halus).
Management Biosecurity.
Management
Biosecurity yang diterapkan dikandang Sholeh meliputi; 1) penyemprotan kandang
dan lingkungan kandang dilakukan 2 kali sehari dengan menggunakan desinfectan
yang di sediakan oleh PT. Genesis Farm, 2) pencucian tempat pakan dan minum 2
kali sehari, 3) untuk pekerja kandang sebelum masuk kandang harus
menyemprot seluruh tubuhnya dengan desinfectan yang sudah disediakan di
belakang pintu kandang, 4) program dan jadwal vaksin. Hal ini sesuai dengan
pendapat Cahyadi et al., (2011) mengatakan bahwa Manajemen peternakan
unggas harus didasarkan pada prinsip biosekuriti yang tepat, diantaranya: (1)
melakukan kontrol dan pembatasan terhadap kontaminasi antara unggas, manusia,
dan jenis hewan lainnya, (2) melaksanakan program sanitasi dan desinfeksi
dengan melakukan program kebersihan secara rutin untuk menciptakan lingkungan
kandang yang bersih dan bebas dari hama penyakit, dan (3) melaksanakan program
vaksinasi secara tepat dan akurat dalam upaya pencegahan penyakit dengan
pengobatan secara rutin. Management biosecuriti bertujuan untuk menjaga
keamanan dan kesehatan peternak dan ayam sehingga dapat mencegah penularan
penyakit dari ayam ke manusia begitupun sebaliknya.
Penyakit dan Pencegahannya
Pemeliharaan
mulai periode starter sampai periode finisher, ayam pedaging dalam kondisi
sehat dan tidak terkena penyakit, hal ini disebabkan oleh managemen
pemeliharaan ayam pedaging yang diterapkan di kandang Sholeh sudah berjalan
dengan baik sesuai dengan ketentuan dari PT. Genesis Farm. Program
pengobatan secara berkala di kandang Sholeh disesuaikan dengan jadwal
pengobatan dari PT Genesis farm seperti ditunjukkan pada tabel 2. Pada saat ini
PT. Genesis Farm menggunakan obat dan vitamin dari beberapa perusahaan
diantaranya: OTASINDO, AVINDO, AGRINUSA UNGGUL JAYA, CAPRI, BANA
MEDIVET, MEDION, SANBE, MENSANA dan IMA. Perusahaan dari obat
dan Vitamin juga menyediakan seorang dokter hewan sebagai konsultan jika
terjadi masalah tentang kesehatan ayam di lapangan.
Tabel 1. Jadwal
Pengobatan per 1000 ekor
|
||||||
Umur
|
Pagi
|
Dosis
|
Sore
|
Dosis
|
Keterangan
|
|
1
|
Moxycolgrin HC
|
7
|
Vitaminovit
|
10
|
||
2
|
Moxycolgrin HC
|
7
|
Vitaminovit
|
10
|
||
3
|
Moxycolgrin HC
|
10
|
Vitaminovit
|
15
|
||
4
|
Moxycolgrin HC
|
10
|
Vitaminovit
|
15
|
ND1
(tetes + Suntik)
|
|
5
|
Moxycolgrin HC
|
10
|
Vitaminovit
|
15
|
||
6
|
Air Putih
|
|||||
7
|
Air Putih
|
|||||
8
|
Capribro
|
10
|
Vitaminovit
|
20
|
||
9
|
Capribro
|
10
|
Vitaminovit
|
20
|
||
10
|
Capribro
|
10
|
Vitaminovit
|
20
|
||
11
|
Air Putih
|
|||||
12
|
Air Putih
|
Vaksin
IBD (minum)
|
||||
13
|
Capricoli
|
30
|
Capribro
|
15
|
||
14
|
Capricoli
|
30
|
Capribro
|
15
|
||
15
|
Capricoli
|
30
|
Capribro
|
15
|
||
16
|
Air Putih
|
Malakil
|
15
|
|||
17
|
Air Putih
|
Malakil
|
15
|
|||
18
|
Capribro
|
15
|
Vitaminovit
|
30
|
Vaksin
ND II (minum)
|
|
19
|
Capribro
|
15
|
Vitaminovit
|
30
|
||
20
|
Capribro
|
15
|
Vitaminovit
|
30
|
||
21
|
Air Putih
|
Malakil
|
20
|
|||
22
|
Air Putih
|
Malakil
|
20
|
|||
23
|
Capribro
|
20
|
Malakil
|
20
|
||
24
|
Capribro
|
20
|
||||
25
|
Capribro
|
20
|
||||
26
|
Air Putih
|
|||||
27
|
Air Putih
|
|||||
28
|
Air Putih
|
|||||
29
|
Air Putih
|
|||||
30
|
Air Putih
|
|||||
Keterangan
|
||||||
1
|
Pemberian
pakan umur 1-14 hari sedikit-sedikit tapi sering
|
|||||
2
|
Pemberian vitamin cukup 3-5 jam
habis, obat 2-3 jam habis
|
|||||
3
|
Jika cuaca
panas vitamin dosis tinggi diberikan malam/pagi ketika cuaca dingin
|
|||||
4
|
Dosis pemberian gula jawa 2%
|
|||||
5
|
Saat turun
skam, malamnya diberi air gula & vit. Dosis
tinggi
|
|||||
6
|
1 hari
sebelum sampai 1 hari setelah vaksin jangan diberi kaporit
|
|||||
7
|
Antistress/Elektrolit/
Vit C diberikan siang hari
|
|||||
Pemasaran.
Pemasaran
ayam broiler di PT Genesis farm dengan sistem kemitraan menjadi tanggung jawab
mutlak PT Genesis farm sebagai pihak inti sehingga plasma tidak kerepotan untuk
memasarkan ayam yang sudah siap panen. Peternak hanya menyiapkan tenaga untuk
proses panen, mulai dari penangkapan ayam, penimbangan dan pengangkutan ke
mobil bakul, ayam broiler seluruhnya dipasarkan untuk pasar lokal (pasar
ambarawa semarang, pasar sampangan semarang, pasar kobong semarang, dll).
Secara umum jalur pemasaran ayam broiler tidak jauh berbeda dengan jalur
pemasaran produk jenis lain yang dibudidayakan oleh peternak.
Dampak Sosial Ekonomi.
Kegiatan
budidaya ayam pedaging secara langsung memberikan keuntungan secara ekonomis
yang dapat dinikmati oleh masyarakat, antara lain,
1.
Usaha budidaya
ini juga berdampak positif terhadap kondisi sosial masyarakat seperti
berkurangnya pengangguran. Selain itu bagi pembudidaya yang tergabung dalam
pola kemitraan, akan semakin meningkatkan interaksi sosial antar anggota
kelompok sekaligus meningkatkan rasa gotong royong dan kesetiakawanan
sosial di antara mereka.
2.
Pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) bagi pemerintah daerah setempat.
3.
Meningkatkan pendapatan
masyarakat baik petani pembudidaya ayam pedaging secara langsung maupun pelaku
usaha yang terlibat secara tidak langsung seperti pedagang pengepul, pemotong,
usaha rumah makan khas daging ayam serta para penyedia jasa yang berkaitan
dengan adanya usaha budidaya ayam pedaging ini.
4.
Usaha ini juga memiliki kaitan
ke belakang/hulu (backward linkage) antara lain pada usaha pasokan pupuk
kandang (ke peternak) dan pupuk buatan (penyedia sarana produksi perikanan)
serta kaitan ke depan/hilir (forward linkage) seperti pada usaha
perdagangan, pengangkutan dan sebagainya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dari penelitian yang
dilaksanakan di PT. Genesis farm, kandang Soleh Magelang adalah: Pemeliharaan
ayam pedaging dengan menerapkan managemen dari PT. Genesis Farm dapat
menghasilkan ayam broiler yang berkualitas baik dan memberikan keuntungan yang
besar bagi peternak.
Pemeliharaan ayam pedaging dengan pola kemitraan lebih
efektif dan efisien dari pada peternakan mandiri, karena selain
disediakan sapronak oleh PT. Genesis farm,
di bantu dalam
managemen pemeliharaan oleh seorang petugas lapangan dan pemasaran.
Pada saat ayam mencapai umur 5
minggu sudah waktunya ayam menginjak masa akhir (finisher). Maka ransum makanan
yang diberikan pun harus berubah pula, baik bentuk maupun zat-zat yang
terkandung di dalamnya. Sebab fase starter makanan yang diberikan berbentuk
butiran kecil atau butiran pecah (crumble), tetapi pada fase finisher butiran
biasa atau pellet yang kandungan proteinnya 21 % dan energi 300-3200 kcal.
Perubahan makanan dari fase starter ke makanan fase finisher harus dilakukan
secara bertahap, yang dimulai pada minggu keempat, sehingga pada saat ayam itu
sudah mencapai umur 5 minggu, makanan yang diberikan seluruhnya sudah memakai
ransum finisher.
Pelaksanaan
dalam melakukan penggantian makanan
Semenjak ayam mencapai umur 4 minggu, setiap hari pada minggu ke empat,
makanan hari pertama diganti ransum finisher sebesar 15%. Jadi hari pertama
minggu ke empat itu ransum terdiri dari 15% ransum finisher dan 85% ransum
starter. Hari kedua minggu ke empat ransum terdiri dari campuran 30% makanan
finisher dengan 70% starter. Hari ketiga minggu ke empat, ransum terdiri dari
campuran 45% ransum finisher dan 55%
ransum starter dan seterusnya. Pada saat itu besarnya tempat makanan dan air
minum pun harus disesuaikan. Sebab pada fase ini ayam semakin besar dan
menuntut jumlah makanan dan minuman yang lebih banyak. Dengan usaha penyesuaian
tempat makan dan minum, diharapakan semua ayam akan mendapatkan kesempatan
makan bersama-sama. Jika ternyata ada kelompok ayam yang tidak bisa makan
bersama, hal itu membuktikan bahwa tempat masih kurang. Jika semua kelompok
ayam mendapatkan kesempatan makan dalam waktu yang sama, maka variasi berat
badan ayam yang akan dipasarkan tak akan jauh berbeda. Usuhakan agar pemberian
makanan di pagi hari bisa diberikan pada pagi-pagi benar. Sebab makanan pada
pagi hari akan sangat menarik bagi kelompok ayam. Jika pada saat itu ternyata
terdapat ayam yang tidak ikut makan, berarti ada suatu kelainan yang diderita,
atau sebagai tanda awal dari suatu penyakit.
Pengisian
tempat makan dan frekuensi pemberian makan
Usahakan agar pengisian tempat makan
tidak melebihi separo dari tempat makan yang tersedia, sehingga makanan yang
tercecer dan pengotoran kandang bisa dihindari. Dengan demikian maka jatah
pemberian makanan dalam satu hari tak boleh diberikan sekaligus, melainkan
harus diatur untuk diberikan sampati empat kali sehari. Keuntungan pemberian
makanan dengan cara tersebut ialah:
- Menghemat ransum, karena kemungkinan
makanan itu tercecer bisa dihindarkan.
- Menghindarkan kandang menjadi cepat
kotor.
- Menambah nafsu makan. Jika makanan
diberikan sedikit demi sedikit, ayam akan lebih bernafsu. Akan tetapi
apabila jatah makanan satu hari
diberikan sekaligus akan membawa akibat ayam kurang tertarik.
- Praktek pemberian makanan seperti
tersebut diatas, sekaligus bisa mengontrol air minum dan keadaan ayam.
a)
Cara pemberian air minum
- Pemberian air minum yang pertama
kepada DOC. yang baru saja tiba dilakukan setelah DOC. beristirahat atau
menjadi tenang, yakni 2-3 jam setelah DOC. tersebut tiba. Sebab DOC yang baru
saja tiba biasanya mengalami stress dan kemunduran kondisi. Hal ini terjadi
karena transportasi atau perjalanan yang jauh. Jika di dalam perjalanan yang
jauh. Jika di dalam perjalan itu kutuk mengalami penderitaan yang berat, maka
pengunaan air gula dan obat antistress akan sangat menolong. Karena air gula
mempunyai peranan penting untuk:
* Menggantikan air tubuh yang hilang selama dalam perjalanan.
* Menggantikan energi yang hilang selama dalam perjalanan.
- Campuran air gula di dalam air minum
cukup 5-8%.
- Air minum yang disediakan harus
selalu dalam keadaan bersih, dingin atau segar. Guna menjaga kebersihan dan
kesegaran air minum, air harus sering diganti agar air tidak basi.
- Usahakan agar penempatan air minum
tersebar merata di sekitar sumber pemanas. Dan letakkanlah tempat air minum
tadi di atas papan atau batu bata. Ataupun alas lainnya, sehingga tempat minum tidak modah goncang dan tumpah.
- Setelah air gula habis, bisa
dilanjutkan dengan penambahan vitamin- vitamin, antibiotik di dalam air minum.
Hal ini jika sekiranya dipandang perlu.
- Pengaturan tempat air minum harus
selalu berdekatan dengan tempat makan. Sebab sudah menjadi kebiasaan ayam
setiap kali habis makan langsung minum. Dan sedapat mungkin tempat air minum
ditaruh diluar kandang. Jika tempat air minum ditaruh didalam kandang, harus
diberi pengaman agar tempat air minum itu tidak cepat kotor dan tidak mudah
membasahi litter.
b)
Cara pemberian makanan yang pertama
- Setelah DOC. beristirahat dan
kutuk-kutuk sudah berkesempatan minum barulah meraka diberi makan.
- Selama 3 hari yang pertama, makanan
yang diberikan cukup ditebarkan diatas Koran, di dekat sumber pemanas. Setelah
tiga hari pertama berlangsung, barulah makanan tadi di taruh diatas penampan
kecil (feed-tray) yang berbentuk segi empat atau bulat. Tentu saja besar
kecilnya penampan harus selalu disesuaikan dengan pertumbuhan/umur ayam yang
bersangkutan, sehingga dalam hal ini para peternak harus sering menggantikan
tempat makan dan air minum.
- Untuk menghindari makanan menjadi
kotor atau tumpah, maka pengisian makanan diusahakan sedikit demi sedikit, atau
paling banyak separo dari permukaan penampan yang dipakai. Bagi para peternak
yang akan memberikan makan dengan cara full-feeding, sebaiknya makanan
diberikan pada saat makanan itu habis, sampai jatah makanan per ekor itu
terpenuhi. Sebab jatah makanan sehari tidak boleh diberikan sekaligus.
- Sesudah anak ayam mencapai umur 10
hari sampai 2 minggu, tempat makan yang berupa penampan harus diganti dengan
tempat makan yang berbentuk tabuh bulat atau memanjang, ataupun tempat makan
gantung (otomat).
- Letak ketinggian tempat makan
diusahakan setinggi dada atau punggung ayam.
- Ransum makanan yang diberikan DOC.
dengan kadar protein 23% dan metabolism energi (ME) = 2800-3000 kcal.
Catatan:
Untuk memperoleh jaminan terhadap
proses pertumbuhan badan yang baik, sehingga ayam cepat gemuk, maka perlu
jadwal pemberian makanan dan minum yang bisa dilaksanakan secara teratur.
Jadwal pemberian pemberian makanan dan minum yang tidak teratur akan sangat
merugikan. Pemberian makanan kepada ayam broiler bisa dilakukan dengan dua
cara:
1)
Secara full-feeding
Dalam hal ini ayam diberi makan
tanpa suatu pembatasan, sehingga mereka bisa makan sebanyak yang mereka
butuhkan sepanjang waktu.
2)
Secara terbatas
Dalam hal ini ransum yang diberikan
sesuai dengna jatah saja. Jatah bagi setiap strain broiler biasanya
berbeda-beda, walaupun perbedaan ini tak begitu menyolok. Sebab setiap strain
ayam memiliki sifat pembawaan yang berbeda satu dengan yang lain. Demikian
sifat dalam mengonsumsi makanan. Strain tertentu ada yang mampu mengubah jumlah
makanan sedikit menjadi karkas atau daging dengan suatu pertumbuhan yang cepat.
Apabila para peternak menginginkan mengetahui jatah
setiap strain, hendaknya selalu mempelajari brosur dari berbagai farm yang
bersangkutan. Sedangkan pemberian minum diberikan sepanjang hari dan tak perlu
pembatasan.